Jumat, 30 Maret 2012

Masalah dilokasi parkir rumahsakit

Apabila anda berencana mengunjungi rumah sakit oleh karena ada anggota keluarga yang sakit, membezuk tetangga atau kolega bisnis yang sakit. ada baiknya anda memperhatikan beberapa masalah yang mungkin anda  alami, beserta tips praktis untuk mencegah atau mengurangi timbulnya masalah.

Tips sebelum berangkat

  1. Pastikan nama dan lokasi rumahsakit yang akan anda kunjungi, dengan cara menanyakan kepada keluarga pasien, hal ini dilakukan untuk mencegah anda datang pada rumahsakit yang salah sehingga waktu, tenaga dan biaya parkir terbuang percuma, jangan lupa untuk menanyakan detail nama ruangan(bangsal/lokasi gedung/lantai) tempat pasien dirawat serta jam bezuk yang berlaku dirumahsakit tersebut.
  2. Cek kebenaran alamat rumah sakit beserta cari beberapa alternatif akses/ jalan paling mudah untuk anda lalui
  3. Usahakan datang lebih awal pada jam bezuk untuk menghindari kesulitan yang disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang datang pada waktu bersamaan.


Setelah sampai dipintu gerbang area rumahsakit, anda kemungkinan akan mulai menemui masalahtype dilokasi parkir yang berbeda tergantung type dan kelas rumahsakit.
Rumahsakit yang memiliki area yang cukup luas akan dengan leluasa menyediakan lahan parkir yang memadai sehingga anda tidak akan terlalu kesulitan untuk menemui space kosong untuk parkir kendaraan anda. lain halnya apabila rumahsakit memiliki lahan sempit, dari sinilah biasanya masalah dimulai.
Tips dilokasi parkir

  1. Perhatikan jumlah kendaraan yang antri didepan pintu gerbang rumahsakit, apabila antrian sudah panjang dan laju kendaraan sangat pelan, itu menandakan lokasi parkir sudah terisi kemungkinan anda mendapatkan lokasi parkir sangat kecil karena biasanya para pembezuk akan berlama-lama menghabiskan waktu bezuk yang disediakan rumahsakit, sebaiknya anda mencari alternatif lokasi parkir yang tidak jauh dari area rumahsakit tetapi aman, dan jangan lupa untuk memasang kunci pengaman tambahan, apapun jenis kendaraan anda.
  2. Perhatikan rambu dan marka yang ada supaya anda terhindar dari masalah seperti kendaraan anda menabrak rambu, tiang pagar atau kendaraan lain yang berada dekat kendaraan anda.
  3. Apabila cuaca hujan, usahakan untuk menurunkan penumpang dilokasi yang teduh seperti lobi atau halte yang tersedia.
  4. Minta dan simpanlah kartu parkir kendaraan anda pada petugas
  5. Perhatkan kode area parkir kendaraan untuk memudahkan anda mengingat lokasi parkir kendaraan anda saat anda pulang.
  6. Tetaplah bersabar dan utamakan mobil ambulans atau petugas yang mendorong pasien.



Masalah yang sering dialami pasien


Masalah yang sering dialami pasien

Datang kerumahsakit pada dasarnya bukanlah kegiatan yang diinginkan, sebagian besar pengunjung kerumahsakit lebih disebabkan oleh keterpaksaan ketimbang keinginan yang direncanakan, Kenyataan ini dapat mendorong persepktif bahwa pelayanan rumahsakit tidak perlu mendapatkan tempat yang proporsional untuk diperhatikan dengan serius oleh stakeholder yang ada.

Tetapi tidaklah tepat apabila suara hati dan impian pengguna jasa rumahsakit tidak mendapatkan respon yang signifikan oleh pengelola dan pemilik rumah sakit, oleh karena itu penulis mencoba menuangkan masalah-masalah yang mungkin akan anda alami apabila berkunjung kerumahsakit sebagai pasien atau sebagai pembezuk apabila ada kerabat atau rekan kerja yang dirawat.

Tulisan ini bersumber dari pengalaman dan masukan dari berbagai pihak dan dirangkai berdasarkan alur titik pelayanan(service point) yang lazim berlaku dirumahsakit, namun tidak mustahil apabila isi tulisan ini berbeda-beda sesuai kondisi dan fasilitas yang dimiliki rumahsakit. Pesan dari tulisan ini adalah agar anda tahu lebih awal sehingga tidak kaget dan kecewa apabila anda benar benar mengalaminya, saran kami adalah anda tidak menjadikan tulisan ini sebagai justifikasi kenyataan yang anda alami tetapi lebih baik tetap dijalankan dengan penuh kesabaran serta ada upaya untuk memberitahu pengelola rumahsakit untuk membperbaikinya.

Masalah berdasarkan tempat pelayanan

1. Lokasi parkir

2. Lobi

3. Informasi/pendaftaran

4. Ruang tunggu poliklinik

5. Ruang periksa dokter

6. Laboratorium

7. Radiologi

8. Fisioterapi

9. Farmasi

10.Kasir

11.Kotak saran

Rabu, 28 Maret 2012

Berbicara dengan bahasa pasien



Berbicara dengan Bahasa Pasien

April 15th, 2009 · 3 Comments · Medikolegal

Beberapa minggu lalu heboh diberitakan ada balita yang meninggal karena ditolak oleh Rumah Sakit di Jakarta. Dua bulan lalu, RSCM kembali menjadi berita diberbagai media cetak dan elektronik. Dikabarkan, pihak RSCM mengusir pasien yang tinggal di gedung rawat inap rumah sakit tersebut dengan alasan akan dilaksanakannya renovasi gedung. Ada juga pasien menuntuk ganti rugi sebesar Rp 1 Milyar disebabkan ketidakpuasan pelayanan rumah sakit.Terlepas benar atau tidaknya berita-berita itu, ada benang merah dari peristiwa itu. Pasien tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit. Akibatnya bisa berbuntut tuntutan hukum di pengadilan. Jika sudah demikian, rumah sakit akan mengalami kerugian material maupun non material. Citranya menjadi buruk, rugi biaya dan tenaga untuk menyelesaikannya bahkan jika terbukti salah dan kalah di Pengadilan akan dikenakan sanksi yang tentu akan lebih memberatkan rumah sakit.
Dari beberapa kasus yang terjadi, sebetulnya keluhan pasien atau tuntutan hukum itu tidak perlu terjadi. Atau semestinyat tidak terjadi. Banyak komplain pasien yang beritanya begitu heboh karena hanya disebabkan hal-hal sepele. Seperti misalnya dokternya yang tidak pernah senyum, tidak memberikan jawaban secara ramah atau perawat judes. Bahkan sering pula tidak berkenaan langsung dengan pelayanan kesehatan seperti tempat parkir yang amburadul, rumah sakit yang kotor dan semrawut, menunggu dokter lama, prosedur yang lama berbelit-belit atau satpam yang galak.
Kondisi pasien yang berada dalam posisi lemah menjadikan kebutuhan ingin didengar, diperhatikan dan dihargai sebagaimana mestinya. Sementara pihak rumah sakit sebagai subyek kadang kala berlaku sesuai kemauan dan aturannya sendiri tanpa mempertimbangkan kondisi dan kehendak pasien. Dua sisi kepentingan ini harus dijembatani dengan komunikasi yang baik.
Tidak selamanya keinginan pasien harus dituruti, karena rumah sakit mempunyai standar pelayanan sesuai kebutuhan kesehatan pasien. Tetapi memberi kesempatan mereka untuk menyampaikan keluhannya dan bertanya menyangkut kesehatannya, tentu saja itu sudah melegakan hatinya. Tetapi seberapa banyak dokter Indonesia yang mau menyediakan waktu seperti itu?
Mungkin juga rumah sakit tidak dapat memberikan pelayanan seperti yang diinginkan pasien. Itu bukan masalah, sampaikan secara obyektif dengan cara yang baik. Coba dengarkan dulu apa kemauanya dan jangan dipotong. Baru kemudian sampaikan dengan cara yang bijak. Masalahnya justru banyak rumah sakit tidak mampu menyampaikan dengan bahasa pasien. Bahasa yang dimengerti oleh orang awam.
Jadi intinya, berbicaralah dengan bahasa pasien. Berkomunikasilah dengan bahasa orang awam. Berbicara dengan memposisikan diri sebagai pasien. Jika hal ini bisa dilakukan oleh semua level dari pimpinan sampai karyawan terendah rumah sakit, maka dapat dipastikan akan mengurangi keluhan pasien dan tuntutan hukum terhadap rumah sakit.
Coba saja, jika tidak percaya!
Sember: blogdetik.com

RS harus tampil beda



RS Harus Tampil Beda!

April 1st, 2009 · 5 Comments · Pemasaran

Persaingan rumah sakit semakin ketat. Tumbuhnya rumah sakit swasta beberapa tahun belakangan ini akan memberikan dampak positif bagi penduduk Indonesia yang membutuhkan pelayanan medik yang berkualitas, mudah, cepat dan murah. Tetapi bagi pengelola rumah sakit dengan banyaknya rumah sakit baik milik Pemerintah maupun swasata terutama di kota-kota besar, tentu ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan strategi bisnis yang tepat. Dan yang harus dilakukan adalah tampil beda!
Bicara pelayanan rumah sakit, hampir dipastikan jenisnya sama. Bicara produk rumah sakit merupakan produk homogen jenisnya dari pelayanan rawat jalan, rawat inap dan perawatan penunjang lainnya. Meminjam ajaran Hermawan Kertajaya, diperlukan positioningdifferentating dan branding yang kuat. Sulitkah itu semua? Ternyata tidak. Rumah sakit harus tampil beda mulai dari hal-hal yang sederhana.
Banyak rumah sakit dicomplain oleh pasien dan keluarganya justru bukan karena teknis pelayanan medisnya. Tetapi justru mulai dari penampilan rumah sakit yang kumuh, kotor dan tidak terawat. Pelayanan penunjang dari tukang parkir, satpam, pelayanan pendaftaran, baru kemudian perawat dan dokternya. Disamping itu juga penampilan personal yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Mereka terkesan lusuh, tidak rapi, bau badan, tidak gesit, tua dan tidak menari.
Disaat persaingan yang semakin ketat, apalagi saat ini  sudah mulai investor luar negeri membuka rumah sakit di Indonesia, diperlukan inovasi perubahan mindset dan sevis rumah sakit. Jika perlu pelayanan yang bersifat non medis, seperti layaknya hotel. Agar dapat tampil beda, perlu dilakukan perubahan “kecil” diantaranya :
  1. Rumah sakit bersih dan rapi. Secara fisik, usahakan desain dan rancangan rumah sakit menggunakan model mutakhir dengan ciri khas. Syukur bisa menjadi landmark suatu daerah. Kebersihan dan kerapihan rumah sakit juga terjaga. Tanpa bau sampah, aroma WC dan bersihkan dari aneka puing yang menjadikan rumah sakit terkesan semrawut.
  2. Seragam rumah sakit yang beda. Ini masalah sepele, tetapi jika bisa dilakukan perubahan akan memberikan citra yang dahsyat. Berikan seragam terhadap semua karyawan yang memberikan pelayanan langsung dari tukang parkir, satpam, perawat, dokter dan lainnya. Dan jangan satu macam atau warna sehingga bisa berganti-ganti tiap hari. Desain seragam usahan jangan monoton tetapi mengikuti trend meski harus sesuai fungsi pelayanan rumah sakit.
  3. Tingkatkan keramahan karyawan. Ini penting. Sekali lagi, begitu pasien memasuki lingkungan rumah sakit, semua karyawan harus memperlakukan pasien dan keluarganya secara manusiawi. Mereka butuh dimanusiakan dan dihargai. Sebetulnya ini yang sulit ditemui di rumah sakit. Sementara ini hal yang sangat standar di hotel. Jika dibandingkan besarnya gaji karyawam hotel dari tukang satpam sampai penerima tamu juga tak jauh beda dengan rumah sakit. Jika di hotel bisa, maka di rumah sakit pun bisa.
Sampai disini dulu, tip lainnya akan disampaikan lain waktu. Semoga rumah sakit anda tampil beda!
dari sumber blogdetik.com

Curhat pelayanan rumahsakit

Sebagian masyarakat pengguna jasa rumahsakit, tentunya anda pernah mengharapkan pelayanan seperti apa yang anda inginkan , Namun sepertinya masih sedikit sarana yang dapat menampung, mengolah dan menyalurkan harapan demi harapan tersebut, oleh karena itulah penulis merasa terpanggil untuk mengisi kekosongan ruang harapan, curahan pendapat, usulan serta solusi dari setiap permasalahan yang muncul dalam dunia pelayanan rumahsakit diIndonesia. 
Hiruk pikuk pelayanan rumahsakit yang berkembang belakangan ini diwarnai oleh pertarungan beberapa kepentingan yang sulit untuk dicarikan titik temunya. apalagi masing-masing pihak bertahan dengan asumsi yang tidak didukung argumen yang sehat, sehingga perbedaan cara pandang tersebut berujung pada kerugian pada salahsatu atau keduabelah pihak.
Apabila kecenderungan ini dibiarkan maka dapat dibayangkan dunia pelayanan rumahsakit kita sedang menuju jurang kehancuran, apalagi pada tahun 2014 mendatang kran pihak asing terbuka lebar untuk masuk dan bersaing dengan rumahsakit domestik yang kacau balau dan lemah. Lagi-lagi dunia pelayanan rumahsakit Indonesia semakin dalam terpuruk ditengah investor asing yang semakin kuat menancapkan pengaruh dan hegemoninya.
Melalui forum ini Penulis mengajak semua pihak sejak masyarakat pengguna jasa rumahsakit, pengelola, pemilik, profesional rumahsakit, akademisi maupun regulator untuk membangun kesadaran bersama bahwa dunia rumahsakit Indonesia perlu diselamatkan. Masukan dan pengalaman anda sangat berarti jika diniatkan sebagai upaya perbaikan pelayanan, mencari solusi terbaik untuk kemajuan dan keberlangsungan pelayanan rumahsakit domestik yang siap dan tidak kalah bersaing dengan rumahsakit asing kelak.  Akmal Yadi